Sebenarnya dalam game online, yang paling membuat para pemain ketagihan adalah adanya petualangan, transaksi, jual-beli item atau adanya tim yang dapat bekerja sama dengan mereka.
Selain semua yang dapat membuat ketagihan itu, Pokémon GO dibuat lebih dari apa yang permainan lain tak dapat melakukannya. Misalnya dapat menggabungkan real visual lingkugan di sekeliling Anda dengan game ini.
Dengan paduan antara game dan kamera ponsel, pengguna seakan melihat musuh di depannya. Selain itu Pokémon GO menggunakan Google Map sebagai lokasi atau peta sekelilingnya. Dengan menggunakan kamera smartphone dan GPS, seolah pemain mengejar dan menangkap karakter Pokémon dalam kehidupan nyata.
Dari misi-misi dalam permainan ini, Pokémon GO juga menggunakan foto-foto dalam Google Street sebagai misi khusus. Misalnya ada benda atau objek atau foto atau gambar dalam Pokémon GO yang harus dicari ketika Anda berada di wilayah tersebut.
Objek-objek itu diambil dari suasana yang terekam dalam Google Street. Ketika Anda berhasil menemukannya, maka Anda akan mendapat poin yang lebih banyak.
Seorang ekspatriat Australia yang bekerja di Singapura sebagai vice president properti, dipecat akibat Pokemon GO ditdak ada di Singapura dan mencela negara itu.
Seorang ekspatriat Australia yang bekerja di Singapura dengan jabatan vice president sebuah properti, dipecat akibat Pokemon GO tidak ada di Singapura dan akhirnya mencela negara itu.
Hal inilah yang membuat pengguna ketagihan bagaikan narkotika, dikontrol, disuruh, penurut dan mengabaikan apa yang ada disekeliling Anda.
Bahkan, Anda tak akan dapat dengan mudah melepaskan kebiasaan ini, walaupun di negara yang tak memiliki Pokémon GO.
Dalam laman asiancorrespondent.com, di Singapura, sebelum game ini masuk, seorang ekspatriat asal Australia di perusahaan properti Singapura ternama dengan jabatan Vice President, Sonny Truyen, dipecat gara-gara ia tak dapat mengakses game ini. Ia menulis dalam status di akun Facebook miliknya:
“You can’t f**king catch Pokémon in this piece of f**king sh*t country.”
Kemudian seorang wanita bertanya: “Why would you call Singapore “a f**king sh*t country?””
Ia menjawab: “Cos its full of stup*d like you… I stated why at the start of the sentence..”
Kemudian wanita itu membalas: “Get out of our country”
Akibatnya tulisan ini menjadi viral di Singapura, terdengar hingga kepada kolega dan partnernya dalam bisnis. Ia pun akhirnya dipecat lantaran memposting kata-kata kasar terhadap Singapura.
Selain itu juga diberitakan, sebuah departemen kepolisian di negara bagian Washington AS telah memberikan peringatan kepada gamer perburu Pokémon ketika ada di belakang markas mereka.
Beberapa wannabe Pokémon Master telah menderita benjol-benjol di kepala dan memar dibeberapa bagian tubuh saat bermain, setelah terbentur akibat memperhatikan dunia nyata selama permainan.
Bagaimana jika pemain Pokémon GO bermain ditengah jalan? Atau tiba-tiba ke tengah jalan untuk berburu, atau mereka bermain ketika sedang mengendarai kendaraaan?
Di Australia, Wilayah Polisi Utara, Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat harus meletakkan keluar pemberitahuan publik setelah terlalu banyak pemain “gila” menjadikan daerah tersebut untuk mendapatkan Pokeballs, sejak Kantor Polisi Darwin itu tampil sebagai Pokéstop.
Beberapa hal ini saja sudah membuktikan bahwa permainan Pokémon GO sangat membuat ketagihan bagai narkotika, bahkan hanya dalam beberapa hari saja setelah peluncurannnya dan tak perduli kepada siapa Anda berhadapan, dimana Anda berada dan kata-kata kasar apa yang diucapkan. Persis seperti pengguna narkoba yang sudah additive atau ketagihan dan sangat memerlukannya.
0 Response to "Seperti narkoba, Pokémon GO membuat pengguna ketagihan"
Posting Komentar